Laman

too much lag will be kill u

Rabu, 14 Maret 2012

Kesamaan PDKT dan pasar

Di pasar terdapat bermacam hal. Ada kios-kios maupun lapak-lapak tempat para pedanggang yang menjajakan bermacam barang, mulai sayur-mayur, buah-buahan, daging-daging hewan potong, bervariasi jenis ikan, panganan-panganan nabati, sandang, berbagai mainan anak-anak, dan pernak-pernik rumah tangga. Turut serta pembeli yang berjejalan memburu komoditas yang mereka butuhkan. Pengemis ikut merwarnai keramaian di pasar. Dan si tangan panjang tidak luput memanfaatkan kondisi yang ada untuk mengais rejeki yang disangsikan ke halalannya.
Kehiruk-pikukan pasar membuatku tergelitik. Terutama saat menangkap pemandangan pedagang bersama kulakannya serta tutur katanya menawarkan barang. Ada suatu kemiripan dengan perilaku pria ketika mendekati wanita yang istilah trennya “PDKT”.
Pedagang-pedagang itu mengemas kulakannya dengan rapi dan elok hingga mampu memikat mata para calon pembeli. Pria yang jarang mandi jadi rajin mandi sewaktu dirinya akan mendekati seorang wanita. Ketika menghampiri wanita incaranya pria memakai pakaian yang bagus, menggunakan wewangian, dan terkadang menggunakan kendaraan yang cukup bergengsi untuk menarik perhatian.
Pedagang selalu membujuk calon pembeli dengan kata-kata manis. Mengelu-elukan kulakannya. Berkata bahwa kulakannya yang bermutu paling bagus. Jika semua pedagang mengatakan hal yang serupa tentulah terjadi kontradiksi. Paling hanyalah mencakup satu. Bagaimana bisa sesuatu berlabel paling jika ada paling-paling yang lain. Lalu pada pria, mereka melisankan rayuan, membuai angan-angan sang wanita. Tutur kata yang halus dan manis adalah muslihat pria.
Benarkah mutu barang yang dibeli sebagus yang ditawarkan? Berapa sering pembeli merasa tawarannya adalah benar atau setidaknya mendekati benar? Lalu berapa sering pembeli dikecewakan?
Seandainya pedagang itu tidak bermuslihat saat menawarkan kulakannya maka beruntunglah pembeli yang membeli kulakannya. Seandainya kata-kata pria itu bukanlah sekedar rayuan pelambung khayal maka beruntunglah si wanita. Pria suka merayu dan wanita suka dirayu. Sebuah simbosis klasik di hidup ini yang nantinya dapat berupa mutualisme ataupun parasitisme yang ditentukan oleh niat dari masing-masing pihak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar