Laman

too much lag will be kill u

Kamis, 23 Januari 2014

Melupakan si BT

Semalam mimpi sedih. Balik ke sekolah SMA. Jadi anak SMA lagi , horay!! Ketemu teman-teman lama. Saat bermimpi pun aku sadar kalau lagi mimpi. Ku hadirkan orang-orang yang ingin kujumpai. Namun, entah mengapa aku gak bisa ketemu sama seseorang, padahal aku pengen banget ngeliat dia tapi dia tetap tak muncul. Ku cari-cari  dia di kelasnya, di gerombolan kawan-kawannya yang adalah adik kelasku, dia tetap tak ada. Mimpi ini sungguh membuatku kesal. Saat ku terbangun rasa kesal masih hinggap di hati. Aku bertanya-tanya mengenai maksud mimpiku. Mungkin petunjuk buatku untuk move on. Masa lalu biarlah masa lalu, mengutip dari lirik lagu terbarunya mbak Inul. Meskipun kisah kami sudah bertahun-tahun yang lalu berakhir, masih tersimpan perasaan untuknya. Aku merasa belum mendapatkan penyelesaian. Dahulu saat kelulusan tiba, aku meninggalkannya, mungkin cukup menyakitinya. Saat bertemu kembali kami saling meninggalkan. Aku bersama kekasihku, dia menggapai cintanya yang kini. Tidak ada kata selamat tinggal kali ini. Tiba-tiba dia memblokir kontakku, situs jejaringku. tanpa penjelasan aku merasa tak mendapat penyelesaian. Benarkah memang tidak ada penyelesaian atau ada penyelesaian tapi tidak sesuai keinginanku maka aku tak terima. Sadarilah bahwa tak bisa memaksakan sesuatu selalu terjadi sesuai keinginanku. Orang lain pun punya keinginan. Perpisahan kami tak sesuai keinginanku, tapi mungkin sesuai keinginannya. Mungkin aku terlalu menyebalkan hingga malas dirinya berkomunikasi denganku lagi. Jadi, diblokirlah diriku. tidak ada akses lagi. Kini, ku harus melupakannya. tak mencari kabar tentangnya. Barangkali dia telah menikah dan mempunyai anak-anak yang manis-manis. Tak pantas diriku memikirkan ayah dari anak lain. Move on demi kebaikan diriku sendiri :)

Minggu, 18 Agustus 2013

huft

SS character : 

 


Gambar : 


Rabu, 14 Maret 2012

Titik Pertemuan

(190205)

Sebuah cerita berawal dengan kata mulai

Dia bergerak seiring waktu

Berputar bersama roda-roda

Menjamah tiap insan dengan berbeda cara

Masing-masing kenangan tersendiri

Kemarin, sekarang, esok pastilah berubah

namun suatu waktu bertemu di titik permulaan

dan di hari itu mereka saling berbagi

Mengisahkan perjalanan

Tertawa bersama

dan membanjiri daratan dengan air mata

Memang itu cukup mengherankan

Mengapa bisa terjadi

Kemanapun tanya dicari jawab

bukanlah jawap dijumpai

hanya setiap tapak dipenuhi tanya

Tak perlulah bersusah-susah

jika hanya tanya yang terlihat

Lupakan asal yang tak dapat terjangkau

Jalani seiring waktu

hingga bertemu titik pertemuan


BEBERAPA SENYAWA KIMIA DALAM MAKANAN

ini adalah makalahku, hmm tugas matkul kimia dasar
semester awal2 gitu

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Penelitian ilmuwan menunjukan fakta bahwa manusia tersusun atas ion-ion dan molekkul-molekul kimia. Peran kimia ada pada hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Kimia telah memberi sumbangsih dalam bidang pangan, kesehatan, pendidikan, transportasi, industri, dan lain-lain.

Kimia telah memberi pengaruh yang besar dalam pangan. Zat kimia membuat makanan menjadi lebih menarik dan enak dikonsumsi. Karena demi menarik konsumen, zat kimia ditambahkan dalam makanan. Kini hampir semua makanan mengandung zat kimia, baik zat kimia organik atau alami maupun zat kimia anorganik atau buatan. Diantaranya yaitu gula/glukosa, garam (natrium klorida), cuka (asam asetat), asam bensoat, vestin (monosakarida glutamat), perasa jeruk (asam sitrat), dan pewarna kuning (safron). Melihat kenyataan ini maka perlulah untuk mengenal zat-zat tersebut.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas didapat rumusan masalah sebagai berikut:

© Apakah itu gula, garam, cuka, vestin, asam bensoat, dan asam sitrat?

© Bagaimana sifat-sifat zat-zat kimia tersebut?

© Apa kegunaan zat-zat tersebut?

© Adakah efek negatif terhadap tubuh atas pemakaian zat-zat tersebut?

© Dan bagaimana efek negatifnya?

3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas disimpulkan bahwa tujuan pembuatan makalah Beberapa Senyawa Kimia dalam Makanan ialah agar lebih mengenali beberapa senyawa kimia yang biasa ditambahkan ke dalam makanan seperti gula, garam, vestin, asam bensoat, dan asam sitrat. Dengan demikian, diharapkan dalam penggunaannya menjadi lebih bijaksana sehingga tidak menimbulkan efek negatif yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia.


BAB II

PEMBAHASAN

1. Gula

Gula merupakan sejenis pemanis yang telah digunakan oleh manusia sejak 2000 tahun dahulu untuk mengubah rasa dan sifat makanan dan minuman. Dalam pemakaiannya, orang-orang yang bukan ahli sains menggunakan kata "gula" untuk menyebut sukrosa atau sakarosa yang merupakan disakarida berbentuk butiran yang berwarna putih. Gula yang dibuat seperti yang biasa dipakai dalam rumah tangga berasal dari pokok tebu atau pokok bit gula. Dalam istilah kimiawi, suatu kata yang berakhir denga "osa" mungkin merupakan gula. Dalam istilah masakan, gula dikenali sebgai makanan yang memberikan rasa manis.

1. 1. Jenis-jenis Gula

Diketahui gula terbagi menjadi dua, yaitu golongan monosakarida dan golongan disakarida.

1. 1. 1. Monosakarida

Monosakarida merupakan karbohidrat dalam bentuk gula sederhana. Gula ini mempunyai satu molekul saja. Sebagaimana disakarida, monosakarida berasa manis, larut air, dan kebanyakan bersifat tidak berwarna dan padat kristalin. Monosakarida menyimpan tenaga yang dapat digunakan oleh sel-sel biologi.

Rumus kimia umum monosakarida adalah (CH2O)n dengan beberapa pengecualian (misalnya deoksiribosa atau gula amino). Monosakarida mengandung salah satu dari gugus fungsi keton atau aldehida. Monosakarida yang mengandung gugus aldehida digolongkan sebagai aldosa, sedangkan yang mengandung gugus keton disebut ketosa. Cara lazim untuk menampilkan struktur siklik monosakarida adalah dengan menggunakan proyeksi Haworth.

Monosakarida digolongkan berdasarkan jumlah atom karbon yang dikandungnya (triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, dan heptosa) dan gugus aktifnya, yang bisa berupa aldehida atau keton. Ini kemudian bergabung, menjadi misalnya aldoheksosa dan ketotriosa.

Selanjutnya, tiap atom karbon yang mengikat gugus hidroksil (kecuali pada kedua ujungnya) bersifat optik aktif, sehingga menghasilkan beberapa karbohidrat yang berlainan meskipun struktur dasarnya sama. Sebagai contoh, galaktosa adalah aldoheksosa, namun memiliki sifat yang berbeda dari glukosa karena atom-atomnya disusun berlainan. Contoh lainnya: triosa: gliseraldehida dan dihidroksiaseton; tetrosa: eritrosa; pentosa: liksosa, ribosa, dan deoksiribosa; heksosa: idosa, glukosa, fruktosa, dan galaktosa.

Glukosa terdapat dalam dekstrosa dan gula darah. Glukosa ialah monomer bagi karbohidrat. Glukosa disintesis oleh tumbuhan hijau saat proses fotosintesis. Tumbuh-tumbuhan menyimpan glukosa sebagai karbohidrat yang dinamai kanji dalam biji seperti beras, jagung, barli dan sebagainya. Fruktosa atau levulosa terdapat dalam gula buah. Galaktosa terdapat dalam susu.

1. 2. Kelebihan dan Kekurangan Gula

Rasa gula yang manis menjadikan gula digunakan sebagai bahan pemanis pada baik makanan maupun minuman. Selain itu gula dapat digunakan sebagai bahan pengawet makanan. Namun, konsumsi gula dapat mengakibatkan diabetes melitus.

1. 1. 2. Disakarida

Disakarida merupakan dua molekul yang diikat melalui penggabungan. Sukrosa yang terdapat dalam gula pasir merupakan gabungan satu molekul glukosa dengan satu molekul fruktosa. Laktosa yang terdapat dalam gula susu merupakan gabungan molekul glukosa dengan molekul galaktosa. Maltosa yang terdapat dalam gula malt merupakan gabungan dua molekul glukosa.

2. Garam

Garam dapur adalah sejenis mineral yang lazim dimakan manusia. Bentuknya kristal putih, dihasilkan dari air laut. Biasanya garam dapur yang tersedia secara umum adalah Sodium klorida (NaCl). Senyawa ini adalah garam yang paling mempengaruhi salinitas laut dan cairan ekstraselular pada banyak organisme multiselular.

Garam digunakan untuk mengawetkan makanan dan sebagai bumbu. Garam sangat diperlukan tubuh, namun bila dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk tekanan darah tinggi. Untuk mencegah penyakit gondok, garam dapur juga sering ditambahi Iodium.

3. Cuka (Asam Asetat)

Cuka telah dikenal manusia sejak dahulu. Cuka dihasilkan oleh berbagai bakteria penghasil asam asetat, dan asam asetat merupakan hasil samping dari pembuatan bir atau anggur.

Penggunaan asam asetat sebagai pereaksi kimia juga sudah dimulai sejak lama. Pada abad ke-3 Sebelum Masehi, Filsuf Yunani kuno Theophrastos menjelaskan bahwa cuka bereaksi dengan logam-logam membentuk berbagai zat warna, misalnya timbal putih (timbal karbonat), dan verdigris, yaitu suatu zat hijau campuran dari garam-garam tembaga dan mengandung tembaga (II) asetat. Bangsa Romawi menghasilkan sapa, sebuah sirup yang amat manis, dengan mendidihkan anggur yang sudah asam. Sapa mengandung timbal asetat, suatu zat manis yang disebut juga gula timbal dan gula Saturnus. Akhirnya hal ini berlanjut kepada peracunan dengan timbal yang dilakukan oleh para pejabat Romawi.

Pada abad ke-8, ilmuwan Persia Jabir ibn Hayyan menghasilkan asam asetat pekat dari cuka melalui distilasi. Pada masa renaisans, asam asetat glasial dihasilkan dari distilasi kering logam asetat. Pada abad ke-16 ahli alkimia Jerman Andreas Libavius menjelaskan prosedur tersebut, dan membandingkan asam asetat glasial yang dihasilkan terhadap cuka. Ternyata asam asetat glasial memiliki banyak perbedaan sifat dengan larutan asam asetat dalam air, sehingga banyak ahli kimia yang mempercayai bahwa keduanya sebenarnya adalah dua zat yang berbeda. Ahli kimia Prancis Pierre Adet akhirnya membuktikan bahwa kedua zat ini sebenarnya sama.

Pada 1847 kimiawan Jerman Hermann Kolbe mensintesis asam asetat dari zat anorganik untuk pertama kalinya. Reaksi kimia yang dilakukan adalah klorinasi karbon disulfida menjadi karbon tetraklorida, diikuti dengan pirolisis menjadi tetrakloroetilena dan klorinasi dalam air menjadi asam trikloroasetat, dan akhirnya reduksi melalui elektrolisis menjadi asam asetat.

Sejak 1910 kebanyakan asam asetat dihasilkan dari cairan piroligneous yang diperoleh dari distilasi kayu. Cairan ini direaksikan dengan kalsium hidroksida menghasilkan kalsium asetat yang kemudian diasamkan dengan asam sulfat menghasilkan asam asetat.

2. 1. Sifat-sifat Asam Asetat

Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C.

Keasaman

Atom hidrogen (H) pada gugus karboksil (−COOH) dalam asam karboksilat seperti asam asetat dapat dilepaskan sebagai ion H+ (proton), sehingga memberikan sifat asam. Asam asetat adalah asam lemah monoprotik dengan nilai pKa=4.8. Basa konjugasinya adalah asetat (CH3COO−). Sebuah larutan 1.0 M asam asetat (kira-kira sama dengan konsentrasi pada cuka rumah) memiliki pH sekitar 2.4.

Dimer siklis

Dimer siklis dari asam asetat, garis putus-putus melambangkan ikatan hidrogen. Struktur kristal asam asetat menunjukkan bahwa molekul-molekul asam asetat berpasangan membentuk dimer yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen.[2] Dimer juga dapat dideteksi pada uap bersuhu 120 °C. Dimer juga terjadi pada larutan encer di dalam pelarut tak-berikatan-hidrogen, dan kadang-kadang pada cairan asam asetat murni.[3] Dimer dirusak dengan adanya pelarut berikatan hidrogen (misalnya air). Entalpi disosiasi dimer tersebut diperkirakan 65.0–66.0 kJ/mol, entropi disosiasi sekitar 154–157 J mol–1 K–1.[4] Sifat dimerisasi ini juga dimiliki oleh asam karboksilat sederhana lainnya.

Sebagai Pelarut

Asam asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seperti air dan etanol. Asam asetat memiliki konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6.2, sehingga ia bisa melarutkan baik senyawa polar seperi garam anorganik dan gula maupun senyawa non-polar seperti minyak dan unsur-unsur seperti sulfur dan iodin. Asam asetat bercambur dengan mudah dengan pelarut polar atau nonpolar lainnya seperti air, kloroform dan heksana. Sifat kelarutan dan kemudahan bercampur dari asam asetat ini membuatnya digunakan secara luas dalam industri kimia.

Reaksi-reaksi kimia

Asam asetat bersifat korosif terhadap banyak logam seperti besi, magnesium, dan seng, membentuk gas hidrogen dan garam-garam asetat (disebut logam asetat). Logam asetat juga dapat diperoleh dengan reaksi asam asetat dengan suatu basa yang cocok. Contoh yang terkenal adalah reaksi soda kue (Natrium bikarbonat) bereaksi dengan cuka. Hampir semua garam asetat larut dengan baik dalam air. Salah satu pengecualian adalah kromium (II) asetat. Contoh reaksi pembentukan garam asetat:

Mg(s) + 2 CH3COOH(aq) → (CH3COO)2Mg(aq) + H2(g)

NaHCO3(s) + CH3COOH(aq) → CH3COONa(aq) + CO2(g) + H2O(l)

Aluminium merupakan logam yang tahan terhadap korosi karena dapat membentuk lapisan aluminium oksida yang melindungi permukaannya. Karena itu, biasanya asam asetat diangkut dengan tangki-tangki aluminium.

Asam asetat mengalami reaksi-reaksi asam karboksilat, misalnya menghasilkan garam asetat bila bereaksi dengan alkali, menghasilkan logam etanoat bila bereaksi dengan logam, dan menghasilkan logam etanoat, air dan karbondioksida bila bereaksi dengan garam karbonat atau bikarbonat. Reaksi organik yang paling terkenal dari asam asetat adalah pembentukan etanol melalui reduksi, pembentukan turunan asam karboksilat seperti asetil klorida atau anhidrida asetat melalui substitusi nukleofilik. Anhidrida asetat dibentuk melalui kondensasi dua molekul asam asetat. Ester dari asam asetat dapat diperoleh melalui reaksi esterifikasi Fischer, dan juga pembentukan amida. Pada suhu 440 °C, asam asetat terurai menjadi metana dan karbon dioksida, atau ketena dan air.

Bau khas

Asam asetat dapat dikenali dengan baunya yang khas. Selain itu, garam-garam dari asam asetat bereaksi dengan larutan besi(III) klorida, yang menghasilkan warna merah pekat yang hilang bila larutan diasamkan. Garam-garam asetat bila dipanaskan dengan arsenik trioksida (AsO3) membentuk kakodil oksida ((CH3)2As-O-As(CH3)2), yang mudah dikenali dengan baunya yang tidak menyenangkan.

2. 2. Kegunaan Asam Asetat

Asam asetat digunakan sebagai pereaksi kimia untuk menghasilkan berbagai senyawa kimia. Sebagian besar (40-45%) dari asam asetat dunia digunakan sebagai bahan untuk memproduksi monomer vinil asetat (vinyl acetate monomer, VAM). Selain itu asam asetat juga digunakan dalam produksi anhidrida asetat dan juga ester. Penggunaan asam asetat lainnya, termasuk penggunaan dalam cuka relatif kecil.

2. 3. Kekurangan Asam Asetat

Asam asetat pekat bersifat korosif dan karena itu harus digunakan dengan penuh hati-hati. Asam asetat dapat menyebabkan luka bakar, kerusakan mata permanen, serta iritasi pada membran mukosa. Luka bakar atau lepuhan bisa jadi tidak terlihat hingga beberapa jam setelah kontak. Sarung tangan latex tidak melindungi dari asam asetat, sehingga dalam menangani senyawa ini perlu digunakan sarung tangan berbahan karet nitril. Asam asetat pekat juga dapat terbakar di laboratorium, namun dengan sulit. Ia menjadi mudah terbakar jika suhu ruang melebihi 39 °C (102 °F), dan dapat membentuk campuran yang mudah meledak di udara (ambang ledakan: 5.4%-16%).

Asam asetat adalah senyawa korosif

Konsentrasi
berdasar berat

Molaritas

Klasifikasi

Frase-R

10%–25%

1.67–4.16 mol/L

Iritan (Xi)

R36/38

25%–90%

4.16–14.99 mol/L

Korosif (C)

R34

>90%

>14.99 mol/L

Korosif (C)

R10, R35

Larutan asam asetat dengan konsentrasi lebih dari 25% harus ditangani di sungkup asap (fume hood) karena uapnya yang korosif dan berbau. Asam asetat encer, seperti pada cuka, tidak berbahaya. Namun konsumsi asam asetat yang lebih pekat adalah berbahaya bagi manusia maupun hewan. Hal itu dapat menyebabkan kerusakan pada sistem pencernaan, dan perubahan yang mematikan pada keasaman darah.

4. Vestin (Monosodium Glutamat)

Monosodium glutamat (MSG), juga dikenali sebagai Vetsin, ialah sejenis garam natrium berasaskan asid glutamik yang dipergunakan sebagai sejenis bahan tambahan makanan dan dipasarkan secara umum sebagai "penambah perisa". Nama-namanya yang lain termasuk: natrium glutamat, penambah perisa 621, kod bahan tambahan makan EU: E621, kod HS: 29224220, IUPAC: asid 2-aminopentanedioik, juga dikenali sebagai asid 2-aminoglutarik.

MSG ditemui dan dipatenkan pada tahun 1909 oleh Perbadanan Ajinomoto di Jepang. Dalam bentuk tulennya, ia merupakan sejenis serbuk butiran-butiran putih, tetapi apabila dilarut di dalam air (atau air liur), ia berpisah dengan pantas menjadi ion-ion natrium dan glutamat yang bebas. Glutamat ialah anion asid glutamik.

4. 1. Penemuan Vestin

Walaupun glumat dan asid-asid amino telah ada di dalam banyak makanan sejak dahulu, namun rasa yang disebabkan olehnya hanya dikenal pasti secara saintifik pada awal abad ke-20. Pada tahun 1907, Kikunae Ikeda, penyelidik Jepang dari Universiti Imperial Tokyo menemukan serbuk-serbuk yang ditinggalkan saat perang usai ditambahkan dalam sejumlah besar sup kombu sebagai asid glutamik. Serbuk-serbuk ini apabila dirasai, menghasilkan rasa tidak terperi yang dirasakan dalam banyak makanan, terutama pada rumput laut. Profesor Ikeda mengistilahkan rasa ini sebagai rasa "umami." Beliau kemudian mematenkan suatu laboratorium untuk menghasilkan asid glutamik berbentuk serbuk secara besar-besaran.

4. 2. Sifat Vestin

Di bawah keadaan-keadaan suhu dan tekanan yang standar (STP), MSG secara umumya merupakan sejenis senyawa yang stabil, tetapi tidak serasi dengan unsur-unsur pengoksida yang kuat. Bagaimanapun, membakar MSG menghasilkan karbon monoksida, karbon dioksida, dan oksida-oksida nitrogen. Terdapat dua jenis isomer enantiomer kiral untuk monosodium glutamat, tetapi hanya L-glumat yang berbentuk awal dipergunakan sebagai penambah perisa.

4. 3. Kelebihan dan Kekurangan Vestin

Makanan yang ditaburi vesttin atau monosodium glutamat akan berasa lebih enak dan nikmat. Namun, penggunaan MSG yang terlalu berlebihan mengakibatkan efek negatif bagi kesehatan yakni Sindrom Restoran Cina. Gejala yang timbul akibat konsumsi MSG berlebih antara lain sebagai berikut:

§ Rasa panas pada tengkuk, lengan, dan dada

§ Rasa kebas pada tengkuk yang menjalar ke lengan dan bahagian belakang

§ Kesemutan, panas, dan lesu pada muka, pelipis, bagian belakang atas, leher, dan lengan

§ Tertekan atau ketegangan otot muka

§ Sakit dada

§ Sakit kepala

§ Rasa lesu

§ Denyutan jantung menjadi lebih cepat

§ Bronkospasma (kesulitan bernafas)

§ Mengantuk

§ Lemas.

Monosodium glutamat (MSG) dibuktikan dapat mengakibatkan obesiti di kalangan tikus-tikus makmal. Penyelidikan-penyelidikan atas hewan itu membuat beberapa penyelidik mengemukakan teori bahwa MSG memainkan peranan dalam wabah obesiti.

Bagaimanapun, pandangan yang sama tidak terlihat di semua kalangan manusia. Sebuah tinjauan epidemiologi oleh Rancangan Jantung Honolulu di Hawaii yang terdiri dari 4,938 lelaki berbangsa Jepang mendapati bahwa konsumsi MSL tidak berkaitan dengan obesiti. Para penyelidik juga mendapati bahwa konsumsi MSG pada setiap waktu makan tidak berhubungan dengan kejadian penyakit jantung peserta.

5. Asam Bensoat

Asam benzoat adalah bahan pengawet yang dijumpai sering dipakai dalam pembuatan makanan. Penggunaan bahan pengawet ini cukup banyak mendominasi produk makanan dan minuman untuk mempertahankan bahan pangan dari serangan mikroba pembusuk seperti bakteri dan jamur, dengan cara mencegah atau menghentikan proses pembusukan.

Lalu bagaimana efek bahan pengawet tersebut bagi tubuh kita ? "Asal dipakai sesuai dengan dosis maksimal yang telah diatur, kita tak perlu khawatir karena tubuh kita memiliki sistem detoksifikasi benzoat yang sangat efektif. Benzoat akan terbuang hingga 95 persen lewat urin".

Di dalam tubuh, asam benzoat akan bergabung dengan glisin di dalam hati dan membentuk asam hippurat yang akan dikeluarkan lewat urin. Jika masih ada yang tertinggal, benzoat akan bergabung dengan asam glukuronat yang termetabolisme lewat urin.

Benzoat sebenarnya bisa ditemukan secara natural pada buah dan rempah. Cengkeh, cinnamon dan buah berry mengandung benzoat.

6. Asam Sitrat

Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Asam sitrat diyakini ditemukan oleh alkimiawan Arab-Yaman (kelahiran Iran) yang hidup pada abad ke-8, Jabir Ibn Hayyan. Pada zaman pertengahan, para ilmuwan Eropa membahas sifat asam sari buah lemon dan limau; hal tersebut tercatat dalam ensiklopedia Speculum Majus (Cermin Agung) dari abad ke-13 yang dikumpulkan oleh Vincent dari Beauvais. Asam sitrat pertama kali dipatenkan pada tahun 1784 oleh kimiawan Swedia, Carl Wilhelm Scheele, yang mengkristalkannya dari sari buah lemon. Pembuatan asam sitrat skala industri dimulai pada tahun 1860, terutama mengandalkan produksi jeruk dari Italia.

Pada tahun 1893, C. Wehmer menemukan bahwa jamur Penicillium dapat membentuk asam sitrat dari gula. Namun demikian, pembuatan asam sitrat dengan mikroba secara industri tidaklah nyata sampai Perang Dunia I mengacaukan ekspor jeruk dari Italia. Pada tahun 1917, kimiawan pangan Amerika, James Currie menemukan bahwa galur tertentu jamur Aspergillus niger dapat menghasilkan asam sitrat secara efisien, dan perusahaan kimia Pfizer memulai produksi asam sitrat skala industri dengan cara tersebut dua tahun kemudian.

Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7. Struktur asam ini tercermin pada nama IUPAC-nya, asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat.

6. 1. Sifat Fisika dan Kimia

Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk mengendalikan pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion logam membentuk garam sitrat. Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion logam dengan pengkelatan, sehingga digunakan sebagai pengawet dan penghilang kesadahan air

Pada temperatur kamar, asam sitrat berbentuk serbuk kristal berwarna putih. Serbuk kristal tersebut dapat berupa bentuk anhydrous (bebas air), atau bentuk monohidrat yang mengandung satu molekul air untuk setiap molekul asam sitrat. Bentuk anhydrous asam sitrat mengkristal dalam air panas, sedangkan bentuk monohidrat didapatkan dari kristalisasi asam sitrat dalam air dingin. Bentuk monohidrat tersebut dapat diubah menjadi bentuk anhydrous dengan pemanasan di atas 74 °C.

Secara kimia, asam sitrat bersifat seperti asam karboksilat lainnya. Jika dipanaskan di atas 175°C, asam sitrat terurai dengan melepaskan karbon dioksida dan air.

6. 2. Kegunaan Asam Sitrat

Penggunaan utama asam sitrat saat ini adalah sebagai zat pemberi cita rasa dan pengawet makanan dan minuman, terutama minuman ringan. Kode asam sitrat sebagai zat aditif makanan (E number ) adalah E330. Garam sitrat dengan berbagai jenis logam digunakan untuk menyediakan logam tersebut (sebagai bentuk biologis) dalam banyak suplemen makanan. Sifat sitrat sebagai larutan penyangga digunakan sebagai pengendali pH dalam larutan pembersih dalam rumah tangga dan obat-obatan.

Kemampuan asam sitrat untuk mengikat logam menjadikannya berguna sebagai bahan sabun dan deterjen. Dengan mengikat logam pada air sadah, asam sitrat memungkinkan sabun dan deterjen membentuk busa dan berfungsi dengan baik tanpa penambahan zat penghilang kesadahan. Demikian pula, asam sitrat digunakan untuk memulihkan bahan penukar ion yang digunakan pada alat penghilang kesadahan dengan menghilangkan ion-ion logam yang terakumulasi pada bahan penukar ion tersebut sebagai kompleks sitrat.

Asam sitrat digunakan di dalam industri bioteknologi dan obat-obatan untuk melapisi (passivate) pipa mesin dalam proses kemurnian tinggi sebagai ganti asam nitrat, karena asam nitrat dapat menjadi zat berbahaya setelah digunakan untuk keperluan tersebut, sementara asam sitrat tidak.

Asam sitrat dapat pula ditambahkan pada es krim untuk menjaga terpisahnya gelembung-gelembung lemak. Dalam resep makanan, asam sitrat dapat digunakan sebagai pengganti sari jeruk.

6. 3. Kelebihan dan Kekurangan Asam Sitrat

Asam sitrat dikategorikan aman digunakan pada makanan oleh semua badan pengawasan makanan nasional dan internasional utama. Senyawa ini secara alami terdapat pada semua jenis makhluk hidup, dan kelebihan asam sitrat dengan mudah dimetabolisme dan dihilangkan dari tubuh.

Paparan terhadap asam sitrat kering ataupun larutan asam sitrat pekat dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata. Pengenaan alat protektif (seperti sarung tangan atau kaca mata pelindung) perlu dilakukan saat menangani bahan-bahan tersebut.


BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Kimia telah memberi pengaruh yang besar dalam bidang pangan, kesehatan, pendidikan, transportasi, industri, dan lain-lain. Pengaruh-pengaruh tersebut ada yang positif dan ada pula yang negatif.

Dalama bidang pangan, zat kimia menjadikan makanan menjadi lebih menarik dan enak dikonsumsi. Zat tersebut baik zat kimia organik atau alami maupun zat kimia anorganik atau buatan. Diantaranya yaitu gula/glukosa, garam (natrium klorida), cuka (asam asetat), asam bensoat, vestin (monosakarida glutamat), dan perasa jeruk (asam sitrat).

Gula merupakan sejenis pemanis yang telah digunakan oleh manusia sejak 2000 tahun dahulu untuk mengubah rasa dan sifat makanan dan minuman. Selain itu gula digunakan untuk bahan pengawet makanan. Glukosa terdiri dari monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (sukrosa, laktosa, maltosa).

Garam dapur adalah sejenis mineral berbentuk kristal putih, dihasilkan dari air laut yang lazim dimakan manusia. Biasanya garam dapur yang tersedia secara umum adalah Sodium klorida (NaCl). Garam digunakan sebagai bumbu pada masakan dan bahan pengawet makanan.Garam sangat diperlukan tubuh, namun bila dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk hipertensi.

Cuka telah dikenal manusia sejak dahulu. Cuka dihasilkan oleh berbagai bakteria penghasil asam asetat, dan asam asetat merupakan hasil samping dari pembuatan bir atau anggur. Cuka bersifat asam, merupakan pelarut protik hidrofilik (polar), korosif terhadap banyak logam, dan memiliki bau yang khas.

Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Asam asetat digunakan sebagai pereaksi kimia untuk menghasilkan berbagai senyawa kimia misal untuk memproduksi monomer vinil asetat, anhidrida asetat dan juga ester.

Asam asetat pekat bersifat korosif dan karena itu harus digunakan dengan penuh hati-hati. Asam asetat dapat menyebabkan luka bakar, kerusakan mata permanen, serta iritasi pada membran mukosa. Asam asetat pekat juga dapat terbakar di laboratorium, namun dengan sulit. Ia menjadi mudah terbakar jika suhu ruang melebihi 39 °C (102 °F), dan dapat membentuk campuran yang mudah meledak di udara (ambang ledakan: 5.4%-16%).

Monosodium glutamat (MSG), juga dikenali sebagai Vetsin, ialah sejenis garam natrium berasaskan asid glutamik yang dipergunakan sebagai sejenis bahan tambahan makanan dan dipasarkan secara umum sebagai "penambah perisa". Makanan yang ditaburi vesttin atau monosodium glutamat akan berasa lebih enak dan nikmat. Namun, penggunaan MSG yang terlalu berlebihan mengakibatkan efek negatif bagi kesehatan yakni Sindrom Restoran Cina dan obesiti. Namun ada pendapat yang mengatakan bahwa obesiti tidak berkaitan dengan konsumsi MSG.

Asam benzoat adalah bahan pengawet yang dijumpai sering dipakai dalam pembuatan makanan. Penggunaan bahan pengawet ini cukup banyak mendominasi produk makanan dan minuman untuk mempertahankan bahan pangan dari serangan mikroba pembusuk seperti bakteri dan jamur, dengan cara mencegah atau menghentikan proses pembusukan. Asal dipakai sesuai dengan dosis maksimal yang telah diatur, tak perlu khawatir karena tubuh memiliki sistem detoksifikasi benzoat yang sangat efektif. Benzoat akan terbuang hingga 95 persen lewat urin.

Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7. Penggunaan utama asam sitrat saat ini adalah sebagai zat pemberi cita rasa dan pengawet makanan dan minuman, digunakan sebagai pengendali pH dalam larutan pembersih dalam rumah tangga dan obat-obatan., serta sebagai bahan sabun dan deterjen. Asam sitrat digunakan di dalam industri bioteknologi dan obat-obatan untuk melapisi (passivate) pipa mesin dalam proses kemurnian tinggi sebagai ganti asam nitrat.

Asam sitrat dikategorikan aman digunakan pada makanan oleh semua badan pengawasan makanan nasional dan internasional utama. Senyawa ini secara alami terdapat pada semua jenis makhluk hidup, dan kelebihan asam sitrat dengan mudah dimetabolisme dan dihilangkan dari tubuh.

Paparan terhadap asam sitrat kering ataupun larutan asam sitrat pekat dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata. Pengenaan alat protektif (seperti sarung tangan atau kaca mata pelindung) perlu dilakukan saat menangani bahan-bahan tersebut.

2. Saran

Pentingnya kimia dalam kehidupan tidak dapat lagi dipungkiri. Dalam penggunaannya, zat-zat kimia selain memberikan banyak keuntungan juga menimbulkan dampak negatif, baik pada lingkungan maupun terhadap kesehatan orang yang mengkonsumsinya.

Berdasarkan hal tersebut, perlulah pengawasan lebih ketat dalam pemakaiannya. Jika dilakukan pemakaian secara bijaksana dan diawasi dengan baik dan benar maka dimungkinkan dapat mengurangi terjadinya dampak-dampak negatif.

Selain itu perlu dilakukan suatu penelitian unutk mnemukan zat-zat kimia yang bermanfaat bagi kepentingan manusia pada umumnya dan bagi bidang pangan pada khususnya, yang tentunya lebih tidak beresiko.


DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetat

http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_benzoat

http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_sitrat

http://id.wikipedia.org/wiki/Garam_dapur

http://ms.wikipedia.org/wiki/Gula

http://ms.wikipedia.org/wiki/Glukosa

http://id.wikipedia.org/wiki/Monosakarida

http://ms.wikipedia.org/wiki/Monosodium_glutamat

http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_klorida